DEFINE BEAUTY!
Apakah putih? Apakah hidung mancung? Apakah mata lebar? Apakah langsing? Apakah semampai?
Definisikan kecantikan.
Apakah berbaju indah? Apakah memakai make up tebal? Apakah bertabur perhiasan dan berlian?
Tolong, definisikan kecantikan.
Malala Yousafzai, diumurnya yang ke 18, gadis ini sudah menetapkan dirinya sebagai ancaman transnasional terhadap Taliban. Enggan untuk menetap dirumah, Malala memilih sekolah bersama teman-teman perempuannya. Menolak ideologi madrasah Taliban (yang sungguh miris, karena arti dari kata Taliban adalah pelajar) untuk mengenakan burqa, tidak diperbolehkan sekolah atau bekerja, sampai lebih baik mati daripada diperiksa oleh dokter lelaki.
Yang akhirnya bernasib ditembak kepalanya oleh Taliban sepulang dari sekolah. Beruntung peluru mengenai pelipis kirinya, Malala selamat. Peluru tak berhasil membungkan cita-cita atau membelokkan tujuannya.
“Mereka berpikir bahwa Allah adalah ‘makhluk’ kecil yang konservatif, yang akan menodongkan senjata ke kepala seseorang hanya karena orang itu pergi ke sekolah. Para teroris ini menyalahgunakan nama Islam untuk keuntungan pribadi mereka sendiri.” Pidato Malala di depan majelis umum PBB tahun 2013. Lalu apa yang Malala lakukan sekarang? Dia membangun sekolah-sekolah melalui Malala Foundation. Terakhir, di ulang tahunnya ke 18, dia mendirikan SMA untuk pengungsi Suriah di Bekaa Valley, Lebanon. Apakah Malala tidak cantik?
Malala Yousafzai (Cr. Financial Times) |
Siti Badriyah, Siti-Busyro, Siti Dalalah, Siti Badilah Zuber, dan embrio embrio Aisyiyah yang lain sudah mulai memikirkan isu-isu kemasyarakatan diumur mereka yang belum genap 15 tahun. Aktif bergerak dalam bidang pendidikan dan ekonomi perempuan. Dua tahun setelah berdirinya Aisyiyah, muncullah Frobel, Taman Kanak Kanak pertama di Indonesia.
Mereka adalah perempuan-perempuan anti kebodohan, selalu berkemajuan. Mengajarkan betapa pentingnya perempuan harus memeliki wawasan yang luas. Tidak untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang lain, untuk kebaikan yang lebih besar. Karena beramal itu harus berilmu. Apakah Siti Badiyah, Siti Busyo, Siti Dalalah dan Siti Badilah Zuber tidak cantik?
Berkebalikan, adalah celetukan anonym yang sangat menggelitik, “perempuan yang terlahir cantik secara fisik, 80% kesulitan hidupnya sudah teratasi.” Benarkah pernyataan seperti itu? Mempunyai kecantikan fisik, lantas apakah kehidupan sosial perempuan tersebut teratasi? Benarkah dia tidak akan mendapat masalah ekonomi? Lalu yang terpenting, apakah kecantikan fisik membantunya mendapatkan keputusan-keputusan terbaik untuk menentukan kehidupannya? Apakah dengan menjadi cantik, hidupnya akan selalu berujung kebahagiaan?
Tidak perlu menjadi Malala dan tidak perlu menjadi Siti Badriah. Namun, sebagai perempuan, perlu untuk menentukan set point kebahagiaan dan tolak ukur kepuasannya. Memilah jalan hidup dengan pertimbangan yang matang. Mampu membuat keputusan yang mandiri dan tepat.
Girls, it’s okay for being brave, witty and clever. Perempuan bisa menjadi cantik dengan menjadi berani. Perempuan bisa menjadi cantik dengan menjadi cerdas. Perempuan bisa menjadi cantik dengan menjadi lugas jenaka.
They’re being pretty in such a beautiful way. Mereka, Malala dan Siti Badriyah memilih mejadi cantik dengan cara yang indah. Menjadikan diri mereka bermanfaat bagi perempuan lain. Menjadikan kecerdasan dan keberanian sebagai definisi kecantikan.
You can be anything, but you can’t be stupid. Kau bisa menjadi apapun yang kau impikan, tapi kau tidak boleh menjadi bodoh.
Much love, Karima Sindhunanti
mbak.. tulisannya selalu keren..
BalasHapusproud of you.. :-)
Yeeen, aku mah apa. Masih kalah jauh sama kamu 🙈😘
Hapusijin copas gan..
BalasHapus