ADA BATU DIBALIK UDANG


"Yang menghancurkan Islam adalah orang alim yang menyimpang, orang munafik yang pandai mendebat Al-Quran dan menggunakan Al-Quran untuk kepentingan pribadi, serta para pemimpin sesat." 
(Umar Bin Khattab Radiyallaahu'anhu)







Cr. Republika


Aksi 'Damai' 4 November harus diakui sebaik-baiknya berakhir pada jam 18.00 ketika magribh datang. Karena aksi berjalan damai dan publik banyak yg memuji.


Tapi kemudian aksi menjadi terlalu lama, secara psikologis massa sudah lelah baik mental ataupun fisik, sehingga sumbu menjadi pendek dan mudah tersulut. 


Hal ini tidak bisa di pungkiri, karena kemudian penyusup gampang masuk dan mencederai citra aksi damai. Tidak bisa di elak, seperti kata Buya Syafii Maarif, bahwa aksi ini dibonceng oleh politisi-politisi dengan hidden agenda. Juga dimanfaatkan oleh ormas-ormas Islam garis keras untuk memuluskan tujuan duniawinya.


Yg patut dicermati juga, otak demo ini bukanlah si jenius Amien Rais, melainkan Pak Habieb Rizieq. Pada demo mahasiswa pada tahun 1998, mempunyai butir-butir tuntutan yg jelas, seperti 'Adili Soeharto dan kroni kroninya', 'Amandemen UUD 1945' dst. Pada demo kali ini tidak mempunyai tuntutan yang jelas, setiap organisasi memiliki mimpi ambisi masing-masing.


Terbukti, pada sore hari pimpinan demo diterima Wakil Presiden, Menteri Agama dan Menkopolhukam, Dijanjikan proses hukum akan dilaksanakan paling lambat selama 2 minggu. Apa janji ini masih belum cukup?


Ternyata belum, setelah magribh massa meminta untuk bertemu dengan Presiden. Kemudian larut malam ketika terjadi kerusuhan, massa meminta Ahok diadili dan statusnya dijadikan tersangka.


Naudzubillah, kita adalah warga Muhammmadiyah yg baik. Kita adalah orang baik.


Karena pada dasarnya proses hukum bukan seperti kita MENGGIGIT LOMBOK, begitu nyeplus langsung terasa pedasnya. Kita harus menjadi arif dan tidak main hakim sendiri. Janji 2 minggu untuk pemrosesan hukum menurut saya sudah cukup. Tugas kita lah sebagai Muhammadiyah untuk mengawal proses hukum untuk tetap arif adil.


Jika Aksi Damai tapi tuntutan utamanya mengintimidasi Polisi dan Pemerintah untuk memenjarakan orang. Dimana Aksi Damainya? Niatnya sudah cedera.


Cinta, dari sisi yang berbeda.
Karima Sindhu.

Komentar

  1. opoo harus batu di balik udang ndu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. perumpamaan aja ndri, kadang demo kan lempar lempar batu. Jadi paribahasanya aku balik.

      Hapus
    2. iyo sih ndu bener juga. buat tujuan demo juga jadi rancu.
      izin dadi followers pertamamu yo ndu. haha

      Hapus
    3. tidak masuk akal

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer