MASJID MERAH

I urge you to watch this movie, Among the Belivers. Sebuah film dokumenter salah satunya tentang perjalanan Maulana Abdul Aziz Ghazi. Seorang ulama karismatik, pemimpin jaringan Lal Mosque atau Masjid Merah di sudut kota Islamabad, Pakistan.  Maulana Abdul Aziz adalah ulama yang terkenal menyuarakan dukungannya serta terang-terangan bersekutu dengan ISIS dan Taliban. Mimpinya adalah untuk menjalankan versi ketat dari hukum syariah Islam di pakistan, sebagai acuan/rujukan untuk seluruh dunia.

Dimulai 1990-an, jaringan Masjid Merah berafiliasi dengan Amerika Serikat membendung kependudukan tentara Uni Sovyet di Afghanistan. Bahkan beberapa pemimpin Jaringan Masjid Merah mendapat penghargaan dan diundang perjamuan di Gedung Putih oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, Ronald Reagan. Jaringan yang tersebar diseluruh Pakistan ini mulai terhubung dengan Al-Qaeda setelah Uni Sovyet jatuh dan Amerika Serikat mengkhianati mereka. Sejak saat itu jaringan ini selalu identik sebagai madrasah yang mendidik calon jihadis-jihadis baru di Pakistan.

Riwayat kehidupan Maulana Abdul Aziz memang diiringi dengan kekerasan dan ketidakadilan. Pada tahun 2007, Aziz memulai apa yang dia sebut sebagai 'perang suci', akibatnya pemerintah Pakistan meratakan masjidnya, membunuh ibu, saudara laki-laki, dan anak laki-laki semata wayangnya. Tak kurang 150 muridnya pun ikut terbunuh.

Tokoh oposisi dalam film ini, seorang moderat, aktivis pendidikan dan ahli fisika nuklir Pakistan, Dr. Pervez Hoodboy, ia bersama kelompok moderat yang lain mengkampanyekan "Reclaim our Madrasa, Reclaim our Mosque" setelah Taliban melakukan pembantaian brutal terhadap sebuah sekolah di Peshawar dan membunuh 132 siswa. Kampanye tersebut menekankan untuk mengakhiri ideologi-ideologi ekstremis yang ditanamkan di masjid-masjid dan madrasah. Pergerakan ini juga dipicu setelah Aziz menghina hari berkabung bangsa Pakistan dengan mencoba membenarkan aksi pembantaian brutal terhadap 132 anak-anak tersebut.

Dimunculkan juga, seorang kepala desa bernama Tariq, yang gigih menaikkan derajat masyarakat desanya. Menyumbangkan sebidang tanah untuk gedung sekolah. Berbeda dengan madrasah Masjid Merah, madrasah Tariq memperbolehkan lagu kebangsaan Pakistan dinyanyikan, murid-murid juga diajarkan matematika, bahasa inggris hingga komputer. Mungkin bagi Tariq, inilah jihadnya. Adalah Zarina, gadis belia pemberani berusia 12 tahun yang kabur dari pendidikan madrasah masjid Merah. Usia Zarina yang masih di usia sekolah ini menjadi alasan sang ayah menolak seorang laki-laki yang datang bersama ibunya untuk melamar Zarina.

Namun, muncul ancaman-ancaman militan pada sekolah Tariq, pada akhirnya, sekolah ini ditutup. Takdir lain menampar wajah Zarina setelah sekolah barunya ditutup: menikah muda. 

Film ini pada akhirnya dilarang tayang di negaranya dibuat. Namun mendapat banyak perhatian dari dunia internasional. Dalam film ini saya menyadari, bagaimana sebuah pengaruh radikal yang sangat mematikan ditanamkan sejak usia belia. Bagaimana doktrinasi radikal ditanamkan sedemikian rupa, sehingga murid-muridnya takkan pernah lupa hingga mati kelak. Bagaimana Al-Quran dan as-Sunnah diajarkan secara harfiah, tanpa diajarkan secara kontekstual.

Kemudian saya juga ingat dengan pidato Megawati baru-baru ini tentang ideologi tertutup. Pidato yang sangat bagus dan namun juga kontroversial. Mengutip pidato Megawati, syarat mutlak hidupnya ideologi tertutup adalah lahirnya aturan-aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis. Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendaknya.

Wacana-wacana terus dikemukakan dan pertarungkan di ruang publik. Di Indonesia, Islam moderat dan Islam fundamentalis berebut pengaruh sejak Indonesia merdeka. Terbukti, kaum moderat lah yang justru ingin mempertahankan rumusan-rumusan Pancasila asli,  sementara gagasan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter dikemukakan kembali oleh kaum fundamentalis dan diusulkan sebagai ideologi NKRI.

Namun, selama kelompok moderat diam dan tak bereaksi, pada kondisi-kondisi seperti ini kaum fundamentalis akan selamanya selangkah di depan. Seperti halnya sudah bisa kita prediksi, gaung-gaung intoleran akan terus beraksi di ruang publik dan selanjutnya kekerasan-kekerasan yang tidak kita inginkan akan sering kita jumpai.

Saya tak tahu pasti. tapi bisa saja apa yang terjadi pada jaringan radikal di Pakistan terjadi di Indonesia. Akan bahaya nasibnya jika suatu organisasi hanya menjadi kendaraan tunggangan oleh penguasa tertentu, untuk mengakomodir tujuan tertentu pula. Siap-siap saja dicampakkan, karena pada dasarnya politik praktis selalu memakan korban.

Much love, Karima Sindhunanti

Komentar


  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer