AKU PENDENGAR DAN PEMBACA YANG BAIK
![]() |
Cr. Observer |
Ada dua kemungkinan, yang pertama ia ingin menegaskan poin apa yang ingin disampaikan oleh tukang share pertama, atau kemungkinan kedua, dia tidak membaca postingan-postingan yang terdahulu jadi sebatas main copy paste saja. Sudah jadi kebiasaan.
Masalahnya, saya sudah suudzon duluan. Saya ambil kemungkinan yang terakhir. Dan ini yang menjadi kekhawatiran baru saya. Bagi saya mereka tidak adil. Mereka kaum yang suka menyuruh orang lain untuk membaca broadcast panjang tapi mereka sendiri tidak mengamalkan tugas untuk membaca tulisan orang lain. Besar kemungkinan mereka juga suka untuk didengar, sayangnya tak suka mendengarkan.
Akan saya maklumi jika orang-orang seperti ini adalah orang biasa. Namun saya tidak akan memaafkan jika orang tersebut menyandang status Ulama, Ustad bahkan Imam. Mereka kita kultuskan, memikul tanggung jawab akhirat yang berat. Mental hanya mau menulis (atau hanya sekedar share tulisan orang lain) tapi tak mau membaca, atau mental hanya mau didengar tapi tak mau mendengar adalah mental-mental calon bigot, bigot yang sombong. Ada banyak sekali surah dan hadist yang merujuk kepada umat agar menghindari dua sifat ini, tapi kita sekalian pasti sudah sangat paham dan saya tidak akan membahasnya.
Saya juga sangat tidak setuju dengan ungkapan, "kalau merasa terganggu dengan broadcast berita, ya tidak usah dibaca, pilih-pilih saja, gitu aja kok repot". Saya sangat terganggu, karena saya suka membaca, saya akan baca semua. Tentu saja tulisan-tulisan itu akan sangat mengusik karena tak lebih dari sepertiga tulisan tersebut pasti kalau bukan hoax, adalah tulisan tendensius yang cenderung menggiring ke arah pehamanan tertentu.
Tulisan adalah bentuk kehormatan, karenanya akan penuh oleh pertanggungjawaban. Hendaknya juga ditulis berdasarkan oleh riset atau data yang akurat. Bagaimana bisa menulis? dengan belajar dan membaca. Jangan jadikan mental sebagai yang mau didengar dan dibaca, tapi sebaliknya, jadilah pembaca dan pendengar yang baik. Entah itu penulis berjenis kelamin lelaki atau perempuan, be a gentleman, pertanggungjawabkan tulisan anda, dunia maupun akhirat.
Budaya membaca bangsa Indonesia berada pada titik terendah. Menurut survei UNESCO pada 2016, minat baca masyarakat Indonesia sebesar 0,01%. Artinya dari setiap sepuluh ribu orang, hanya ada satu orang yang mempunyai ketertarikan untuk membaca. Hal ini berbanding terbalik dengan infrastruktur untuk menunjang hobi gemar membaca di Indonesia yang sebenarnya tak kalah dengan negara-negara di Eropa. Di Australia, Amerika dan Jepang, yang merupakan negara dengan tingkat budaya membacanya tinggi, kebiasaan membaca buku sudah seperti kebiasaan makan camilan.
Salah satu contoh, saya mengutip perkataan Karl Lagerfeld, designer baju high-end yang terkenal itu tentang kesukaannya akan membaca, "Books are a hard-bound drug with no danger of an overdose. I am the happiest victim of books." Kurang lebih artinya sebagai berikut, buku-buku adalah narkoba yang keras namun tak memiliki efek overdosis, dan aku adalah korban dari buku yang paling bahagia.
Atau sabda Nabi Muhammad SAW sendiri yang menyatakan bahwa "Sesungguhnya kita adalah umat yang ummi, tidak pandai membaca dan berhitung". Ummi yang dimaksudkan oleh Nabi adalah sebagai umat yang buta huruf. Yang kemudian digunakan oleh Nabi Muhammad untuk mendorong umat muslim generasi selanjutnya untuk menjadi generasi yang terus belajar, mengamalkan Islam dengan menjadi orang yang selalu menuntut ilmu. Karena sesungguhnya derajat orang yang beriman dan juga berilmu lebih tinggi daripada orang yang mempunyai iman semata (Al-Mujadalah:11).
Dan bukankah Allah SWT juga secara tersirat menyuruh kita untuk menulis dan gemar mencari ilmu, seperti pada Al-Alaq 19:4&5 "Who taught by the pen, Taught man that which he knew not", (saya sengaja menggunakan tafsir bahasa Inggris karena menurut saya tafsirnya menjadi jauh lebih puitis). Dia yang Maha Kuasa, yang mulai mengajari dengan pena.
Kadang saya merasa, kebodohan itu tidak cukup ditambal dengan iman. Tapi juga harus dengan ilmu. Karena beriman tapi tak berpengetahuan tetap saja bodoh. Oleh karena itu perintah pertama yang turun berbunyi, "Bacalah!"
Aku, generasi Al-Maun bukan Al-Maidah.
Karima Sindhunanti
BalasHapusAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'